Saat membeli baju baru pasti tidak sabar untuk segera mencoba dan
memakainya, pada saat memakai baju baru pun penampilan akan menjadi
lebih percaya diri dan tampak lebih ceria, Tapi hati – hati ya memakai
baju yang baru dibeli dan langsung dipakai tanpa di cuci terlebih
dahulu. Kebiasaan seperti ini pasti di anggap hal yang sepele, padahal
bisa membahayakan kesehatan kita. Pada beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia yang beracun dalam pengolahan
pakaian dapat menimbulkan reaksi alergi dan risiko lainnya terhadap
kesehatan. Begitu juga pada pakaian, dimana terdapat bahan kimia yang
berasal dari kain rayon atau serat sintetis dibuat dengan menggunakan
bahan-bahan kimia.
Setelah pakaian selesai diproduksi, maka produsen akan
menambahkan formaldehid yang berguna untuk menjaga pakaian dari kerutan
dan mencegah timbulnya jamur selama pengiriman baju tersebut. Dengan
adanya Formaldehid sebagai pengawet pakaian, akan menambah paparan racun
pada pakaian.
Seluruh tubuh manusia dilapisi kulit, sehingga jika terjadi reaksi
alergi yang disebabkan bahan kimia yang berasal dari pakaian pada kulit
tentu akan sangat mengganggu kesehatan. Bahan Kimia lain yang terdapat
pada serat sintetis yang biasanya yang dijadikan bahan handuk atau
selimut yaitu formalin dan nonylphenol ehtoxylate (NPE). Biasanya baju
atau kain yang berwarna hitam dan jenis kain yang berbahan dasar kulit
mengandung p-phenylenediamine (PPD), dimana dapat menghasilkan reaksi
alergi. Bahkan senyawa organik volatil dan produk pemutih juga banyak
sekali digunakan oleh industri tekstil.
Sebelum membeli baju sebaiknya baca label pakaian terlebih dahulu dan
hindari bahan-bahan sintetis seperti rayon, nylon, polyester, acrylic,
asetat atau triasetat. Jika memang harus membeli dengan bahan seperti
tadi maka dapat disiasati dengan cara mencuci dan mengeringkan baju
tersebut sebanyak 3 kali.
Berdasarkan penelitian Dr Philip Tierno, seorang direktur klinis
mikrobiologi dan imunologi dari New York University Langone Medical
Center. Ketika Ia menguji beberapa pakaian yang telah dibelinya dari 3
toko berbeda, mulai dari toko yang mahal hingga toko yang murah. “Risiko
tubuh menjadi sakit akibat pakaian baru masih rendah, tapi risiko ini
bisa dikurangi lagi dengan mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh
wajah, hidung atau mulut setelah mencoba pakaian atau dengan menggunakan
pakaian dalam ketika mencoba pakaian yang lain. Terutama jika Anda
memiliki luka di tubuh,” ujar Dr Tierno
Tubuh secara alami memang mengandung berbagai macam bakteri. Pada
tubuh terdapat sekitar 60.000 kuman, tetapi hanya sekitar 1-2 persen
saja atau 600 s. d 1.200 bakteri yang bersifat patogen atau yang bisa
menyebabkan penyakit. Dr. Philip Tierno menambahkan bakteri patogen
lebih mudah menular dibandingkan bakteri yang lain, salah satunya yakni
Norovirus, dimana dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan. Bakteri
Norovirus ini dapat hidup di pakaian kering selama beberapa hari dan
jika bakteri tersebut dipegang oleh seseorang ketika mencoba pakaian,
maka saat dikembalikan ke rak baju bisa tertular ke orang lain atau
dirinya sendiri dan akan masuk ke sistem tubuh.
Bakteri lain yang ada pada kain adalah Staph MRSA, dimana bakteri ini
dapat hidup pada pakaian katun selama 6 bulan. Pada bakteri MRSA bisa
saja ditularkan melalui kontak langsung ataupun tak langsung dengan
kotoran, hidung, ketiak atau bahkan di sekitar areola puting susu.
Jadi, sebaiknya cuci terrlebih dahulu sebelum menggunakan baju baru.
Tetapi jika benar – benar mendesak dan mengharuskan untuk segera di
pakai sebaiknya setrika terlebih dahulu. Saat menyetrika baju di
harapkan bakteri dan kuman yang terdapat pada baju bisa mati.
Source: Sahabathawa.com
Source: Sahabathawa.com