Tuesday, 13 March 2012

KRITERIA PROFESI PEMIMPIN

1. PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan merupakan syarat bagi semua profesi kepemimpinan. lmu pengetahuan yang dimaksudkan di sini ialah pengalaman dan kemampuan. Pengetahuan yang baik yang dimiliki seseorang akan membuat orang itu melakukan sesuatu yang baik, membuatnya dianggap lebih/ahli oleh orang lain serta mendapat kredensi sosial.
CONTOH:
Presiden sebagai pemimpin negara, harus mempunyai pengetahuan luas karena tugas presiden juga tidaklah mudah. Apabila presiden tidak mempunyai pengetahuan yang luas maka tidak dapat menyelesaikan berbagi masalah yang terjadi dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial-budaya, politik, dan hukum.

2. APLIKASI YANG KOMPETEN
Kompetensi kepemimpinan dapat diukur dengan sejumlah kriteria, baik yang bersifat objektif, maupun yang subjektif. Kriteria yang subjektif itu adalah milik pribadi yang idenya dapat dibagikan oleh setiap individu pemimpin. Sedangkan kriteria yang objektif cenderung merupakan alat identifikasi saja.
Apabila seorang pemimpin dikatakan kompeten, maka kompetensinya terlihat dari perilaku, sikap, dan kebiasaan yang muncul dari atau merupakan ekspresi diri yang melibatkan perpaduan/pertauatan tiga unsur penting, yakni karakter, pengetahuan, serta kecakapan/keahlian/keterampilan dari pemimpin.
CONTOH:
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Oleh karena itu guru sebagai pemimpin di dalam kelas dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik, agar tujuan pembelajaran dapat tecapai maksimal.

3. TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Bagi seorang pemimpin tanggung jawab merupakan hal yang mutlak harus dimiliki. Karena setiap kebijakan yang dibuat oleh seorang pemimpin kepada yang dipimpinnya harus dipertanggung jawabkan. Sikap melempar tanggung jawab tidaklah bagi seorang pemimpin. Karena Kebiasaan melemparkan kesalahan dan tanggung jawab kepada orang lain, selain akan menambah masalah, juga akan menjatuhkan kredibilitas, dan menghilangkan kepercayaan seorang pemimpin.
Dengan memiliki tanggung jawab seorang pemimpin memiliki suatu tugas yang fokus, artinya tugas seorang pemimpin tersebut tidak abstrak sehingga seorang pemimpin mengetahui apa yang harus dikerjakan sebagai seorang pemimpin. Dan pada akhirnya akan memperoleh keberhasilan dan kesuksessan baik bagi seorang pemimpin itu sendiri ataupun kepada organisasi yang dipimpinnya.
CONTOH:
Kenaikkan harga BBM, PILKADA, Fatwa MUI, penyelesaian kasus korupsi, penertiban PKL, penyelesaian kepegawaian dan lain sebagainya, ternyata banyak diikuti dengan gelombang protes. Tetapi dalam hal ini presiden SBY tidak lepas dari tanggungjawabnya sebagai pemimpin negara. Ia berusaha mencari solusi untuk setiap masalah yang ada di Indonesia seperti kasus korupsi presiden sudah membentuk tim KPK untuk menangani masalah tersebut.

4. PENGONTROLAN DIRI
Pada esensinya kontrol diri adalah kemampuan untuk menunda semua bentuk kenikmatan, demi mewujudkan suatu misi tertentu. (Schwartz, 2011).
Kepemimpinan jelas membutuhkan energi, tidak hanya untuk membuat keputusan penting, tetapi juga untuk mengontrol diri, kapan harus berhenti memperluas bisnis, dan fokus pada apa yang ada. Seorang pemimpin yang tidak memiliki energi yang cukup untuk mengontrol dirinya akan membawa organisasi, dan juga dirinya sendiri, pada kehancuran. Kontrol diri juga amat diperlukan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih produktif, sejalan dengan mematikan kebiasaan-kebiasaan lama yang merugikan. Semua ini dapat dipandang sebagai langkah untuk menjadi manusia dan pemimpin yang semakin bijaksana.
CONTOH:
Seorang ayah tidak dapat mengendalikan amarah kepada anaknya yang nakal atau anaknya yang berbuat kesalahan, tanpa berpikir panjang sang ayah memukul anaknya, menghardik dan mencaci-maki tanpa arah. Sang ayah tidak lagi memikirkan apa yang akan terjadi pada anaknya, pada kehidupan anaknya yang dipenuhi kekerasan. Tentu saja sang anak tidak akan melepas kenangan buruk yang selalu dan akan terus menghantuinya.
Dapat mengendalikan diri dengan baik, dapat membuat seseorang bahagia, begitupula orang yang berada di sampingnya. Sebagai seorang pemimpin, seorang ayah harus bisa mengendalika dirinya. Karena hal ini dapat mempengaruhi psikis anak.

5. SANKSI MASYARAKAT
Kepemimpinan harus berlandaskan nilai-nilai etis, karena nilai-nilai etis merupakan bagian dari budaya organisasi yang menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam suatu organisasi.
CONTOH:
Bapak Lukman adalah seorang Direktur Bank Berlian. Ketika bank tersebut sedang collaps, ia menggunakan uang nasabah untuk memperbaiki kondisi keuangan bank. Sehingga banyak nasabah yang menuai protes karena merasa dirugikan. Masyarakat yang mengetahui hal itu tidak lagi menaruh kepercayaan pada bank tersebut dan memberikan sanksi kepada direktur berupa penuntutan untuk menutup bank dan mengembalikan uang nasabah.

0 komentar:

Post a Comment